MAKALAH
PENGARUH HUTAN MANGROVE TERHADAP LINGKUNGAN PANTAI
Kelompok
Nama : Aldi Saputra (L131 13 194)
Astri
Damayanti (L131 13
207)
Rachmatia
Novita (L131 13 205)
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Kita
terhenyak begitu banyak bencana melanda negeri ini, dari Sabang sampai ke
Merauke telah kebagian bencana. Kita bertanya-tanya, mengapa begitu banyak
bencana dari longsor, banjir hingga tsunami. Mari sejenak kita merenung.
Adakah kita sebagai manusia yang dipercaya sebagai khalifah dimuka bumi telah
menunaikan amanah itu? Sudah bukan rahasia lagi, negeri kita yang dulunya
terkenal dengan hutannya, sekarang dimana-mana telah banyak hutan yang
rusak. Untuk itu, alangkah baiknya jika kita mengetahui apa yang terjadi pada
Negeri kita tercinta, seperti kasus kerusakan mangrove yang banyak
melanda Indonesia. Dengan mengetahiunya maka diharapkan kita mampu
menyadarainya dan lantas sedikit demi sedikit kita turut berpartisipasi
mengurangi masalah ini.
2. Rumusan Masalah
a. apa
fungsi dan maanfaat hutan magrove terhadap lingkungan sekitarnya?
b. apa
dampak dan pencegahan kerusakan hutan magrove?
3.
Tujuan
a. mengetahui
fungsi dan manfaat hutan mangrove terhadap lingkungan sekitarnya.
b. Mengetahui
dampak dan cara pencegahan kerusakan hutan mangrove.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Hutan Mangrove
Hutan mangrove adalah hutan yang berada di daerah tepi
pantai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut, sehingga lantai hutannya
selalu tergenang air. Menurut Steenis (1978) mangrove adalah vegetasi
hutan yang tumbuh diantara garis pasang surut. Nybakken (1988) bahwa hutan
mangrove adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu komunitas
pantai tropic yang didominasi oleh beberapa spesies pohon yang khas atau
semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin.
Soerianegara (1990) bahwa hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di daerah
pantai, biasanya terdapat di daearah teluk dan di muara sungai yang dicirikan
oleh: 1) tidak terpengaruh iklim; 2) dipengaruhi pasang surut; 3) tanah
tergenang air laut; 4) tanah rendah pantai; 5) hutan tidak mempunyai struktur
tajuk; 6) jenis-jenis pohonnya biasanya terdiri dari api-api (Avicenia sp.), pedada
(Sonneratia sp.), bakau (Rhizophora sp.), lacang (Bruguiera sp.),
nyirih (Xylocarpus sp.), nipah (Nypa sp.) dll.
Hutan mangrove dibedakan dengan hutan pantai dan hutan
rawa. Hutan pantai yaitu hutan yang tumbuh disepanjang pantai, tanahnya kering,
tidak pernah mengalami genangan air laut ataupun air tawar. Ekosistem hutan pantai
dapat terdapat disepanjang pantai yang curam di atas garis pasang
air laut. Kawasan ekosistem hutan pantai ini tanahnya berpasir dan mungkin
berbatu-batu. Sedangkan hutan rawa adalah hutan yang tumbuh dalam kawasan yang
selalu tergenang air tawar. Oleh karena itu, hutan rawa terdapat di daerah yang
landai, biasanya terletak di belakang hutan payau.
2. Fungsi Dan Manfaat Hutan Mangrove
Manfaat dan Fungsi Hutan Magrove
dalam kehidupan masyarakat yang hidup di daerah pesisir sangat banyak sekali.
Baik itu langsung dirasakan oleh penduduk sekitar maupun peranan, manfaat dan
fungsi yang tidak langsung dari hutan mangrove itu sendiri.
Ekosistem hutan mangrove memberikan
banyak manfaat baik secara tidak langsung (non economic value) maupun secara
langsung kepada kehidupan manusia (economic vallues). Beberapa manfaat mangrove
antara lain adalah:
· Menumbuhkan pulau dan menstabilkan pantai.
Salah satu peran dan sekaligus
manfaat ekosistem mangrove, adalah adanya sistem perakaran mangrove yang
kompleks dan rapat, lebat dapat memerangkap sisa-sia bahan organik dan endapan
yang terbawa air laut dari bagian daratan. Proses ini menyebabkan air laut
terjaga kebersihannya dan dengan demikian memelihara kehidupan padang lamun
(seagrass) dan terumbu karang. Karena proses ini maka mangrove seringkali
dikatakan pembentuk daratan karena endapan dan tanah yang ditahannya
menumbuhkan perkembangan garis pantai dari waktu ke waktu. Pertumbuhan mangrove
memperluas batas pantai dan memberikan kesempatan bagi tumbuhan terestrial hidup
dan berkembang di wilayah daratan. Akar pohon mangrove juga menjaga pinggiran
pantai dari bahaya erosi. Buah vivipar yang dapat berkelana terbawa air hingga
menetap di dasar yang dangkal dapat berkembang dan menjadi kumpulan mangrove di
habitat yang baru. Dalam kurun waktu yang panjang habitat baru ini dapat meluas
menjadi pulau sendiri.
· Menjernihkan air.
Akar pernafasan (akar pasak) dari
api-api dan tancang bukan hanya berfungsi untuk pernafasan tanaman saja, tetapi
berperan juga dalam menangkap endapan dan bisa membersihkan kandungan zat-zat
kimia dari air yang datang dari daratan dan mengalir ke laut. Air sungai yang
mengalir dari daratan seringkali membawa zat-zat kimia atau polutan. Bila air
sungai melewati akar-akar pasak pohon api-api, zat-zat kimia tersebut dapat
dilepaskan dan air yang terus mengalir ke laut menjadi bersih. Banyak penduduk
melihat daerah ini sebagai lahan marginal yang tidak berguna sehingga
menimbunnya dengan tanah agar lebih produktif. Hal ini sangat merugikan karena
dapat menutup akar pernafasan dan menyebabkan pohon mati.
· Mengawali rantai makanan.
Daun mangrove yang jatuh dan masuk
ke dalam air. Setelah mencapai dasar teruraikan oleh mikro organisme (bakteri
dan jamur). Hasil penguraian ini merupakan makanan bagi larva dan hewan kecil
air yang pada gilirannya menjadi mangsa hewan yang lebih besar serta hewan
darat yang bermukim atau berkunjung di habitat mangrove.
· Melindungi dan memberi nutrisi.
Akar tongkat pohon mangrove memberi
zat makanan dan menjadi daerah nursery bagi hewan ikan dan invertebrata yang
hidup di sekitarnya. Ikan dan udang yang ditangkap di laut dan di daerah
terumbu karang sebelum dewasa memerlukan perlindungan dari predator dan suplai
nutrisi yang cukup di daerah mangrove ini. Berbagai jenis hewan darat berlindung
atau singgah bertengger dan mencari makan di habitat mangrove.
· Manfaat bagi manusia.
Masyarakat daerah pantai umumnya
mengetahui bahwa hutan mangrove sangat berguna dan dapat dimanfaatkan dalam
berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pohon mangrove adalah pohon
berkayu yang kuat dan berdaun lebat. Mulai dari bagian akar, kulit kayu, batang
pohon, daun dan bunganya semua dapat dimanfaatkan manusia. Beberapa kegunaan
pohon mangrove yang langsung dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari antara
lain adalah:
· Tempat tambat kapal.
Daerah teluk yang terlidung
seringkali dijadikan tempat berlabuh dan bertambatnya perahu. Dalam keadaan
cuaca buruk pohon mangrove dapat dijadikan perlindungan dengan bagi perahu dan
kapal dengan mengikatkannya pada batang pohon mangrove. Perlu diperhatikan agar
cara tambat semacam ini tidak dijadikan kebiasaan karena dapat merusak batang
pohon mangrove yang bersangkutan.
· Obat-obatan.
Kulit batang pohonnya dapat dipakai
untuk bahan pengawet dan obat-obatan. Macam-macam obat dapat dihasilkan dari
tanaman mangrove. Campuran kulit batang beberapa species mangrove tertentu
dapat dijadikan obat penyakit gatal atau peradangan pada kulit. Secara
tradisional tanaman mangrove dipakai sebagai obat penawar gigitan ular,
rematik, gangguan alat pencernaan dan lain-lain. Getah sejenis pohon yang
berasosiasi dengan mangrove (blind-your-eye mangrove) atau Excoecaria agallocha
dapat menyebabkan kebutaan sementara bila kena mata, akan tetapi cairan getah
ini mengandung cairan kimia yang dapat berguna untuk mengobati sakit akibat
sengatan hewan laut. Air buah dan kulit akar mangrove muda dapat dipakai
mengusir nyamuk. Air buah tancang dapat dipakai sebagai pembersih mata. Kulit
pohon tancang digunakan secara tradisional sebagai obat sakit perut dan
menurunkan panas. Di Kambodia bahan ini dipakai sebagai penawar racun ikan,
buah tancang dapat membersihkan mata, obat sakit kulit dan di India dipakai
menghentikan pendarahan. Daun mangrove bila di masukkan dalam air bisa dipakai
dalam penangkapan ikan sebagai bahan pembius yang memabukkan ikan (stupefied).
· Pengawet.
Buah pohon tancang dapat dijadikan
bahan pewarna dan pengawet kain dan jaring dengan merendam dalam air rebusan
buah tancang tersebut. Selain mengawetkan hasilnya juga pewarnaan menjadi
coklat-merah sampai coklat tua, tergantung pekat dan lamanya merendam bahan.
Pewarnaan ini banyak dipakai untuk produksi batik, untuk memperoleh pewarnaan
jingga-coklat. Air rebusan kulit pohon tingi dipakai untuk mengawetkan bahan
jaring payang oleh nelayan di daerah Labuhan, Banten.
· Pakan dan makanan.
Daunnya banyak mengandung protein.
Daun muda pohon api-api dapat dimakan sebagai sayur atau lalapan. Daun-daun ini
dapat dijadikan tambahan untuk pakan ternak. Bunga mangrove jenis api-api
mengandung banyak nectar atau cairan yang oleh tawon dapat dikonversi menjadi
madu yang berkualitas tinggi. Buahnya pahit tetapi bila memasaknya hatihati
dapat pula dimakan. .
· Bahan mangrove dan bangunan.
Batang pohon mangrove banyak
dijadikan bahan bakar baik sebagai kayu bakar atau dibuat dalam bentuk arang
untuk kebutuhan rumah tangga dan industri kecil. Batang pohonnya berguna
sebagai bahan bangunan. Bila pohon mangrove mencapai umur dan ukuran batang
yang cukup tinggi, dapat dijadikan tiang utama atau lunas kapal layar dan dapat
digunakan untuk balok konstruksi rumah tinggal. Batang kayunya yang kuat dan
tahan air dipakai untuk bahan bangunan dan cerocok penguat tanah. Batang jenis
tancang yang besar dan keras dapat dijadikan pilar, pile, tiang telepon atau
bantalan jalan kereta api. Bagi nelayan kayu mangrove bisa juga untuk joran
pancing. Kulit pohonnya dapat dibuat tali atau bahan jaring.
Beberapa manfaat dan fungsi hutan mangrove dapat
dikelompokan sebagai berikut:
A.
Manfaat /
Fungsi Fisik :
1. Menjaga agar
garis pantai tetap stabil
2. Melindungi pantai dan sungai dari bahaya erosi dan
abrasi.
3. Menahan badai/angin kencang dari laut
4. Menahan hasil proses penimbunan lumpur, sehingga
memungkinkan terbentuknya lahan baru.
5. Menjadi wilayah penyangga, serta berfungsi menyaring
air laut menjadi air daratan yang tawar
6. Mengolah limbah beracun, penghasil O2 dan penyerap
CO2.
B. Manfaat / Fungsi
Biologis :
1. Menghasilkan bahan pelapukan yang menjadi sumber
makanan penting bagi plankton, sehingga penting pula bagi keberlanjutan rantai
makanan.
2. Tempat memijah dan berkembang biaknya ikan-ikan,
kerang, kepiting dan udang.
3. Tempat berlindung, bersarang dan berkembang biak dari
burung dan satwa lain.
4. Sumber plasma nutfah & sumber genetik.
5. Merupakan habitat alami bagi berbagai jenis biota.
C. Manfaat / Fungsi
Ekonomis :
1. Penghasil kayu : bakar, arang, bahan bangunan.
2. Penghasil bahan baku industri : pulp, tanin, kertas,
tekstil, makanan, obat-obatan, kosmetik, dll
3. Penghasil bibit ikan, nener, kerang, kepiting, bandeng
melalui pola tambak silvofishery
4. Tempat wisata, penelitian & pendidikan.
3.
Kerusakan Hutan Mangrove
A.
Penyebab Terjadinya Kerusakan Hutan Mangroove
1. Pemanfaatan
yang tidak terkontrol, karena ketergantungan masyarakat yang menempati wilayah
pesisir sangat tinggi.
2. Konversi
hutan mangrove untuk berbagai kepentingan (perkebunan, tambak, pemukiman,
kawasan industri, wisata dll.) tanpa mempertimbangkan kelestarian dan fungsinya
terhadap lingkungan sekitar.
B. Dampak
Yang Ditimbulkan Dari Kerusakan Hutan Mangrove
a. Instrusi
air laut
Instrusi air laut adalah masuknya atau merembesnya air
laut kea rah daratan sampai mengakibatkan air tawar sumur/sungai menurun
mutunya, bahkan menjadi payau atau asin (Harianto, 1999). Dampak instrusi air
laut ini sangat penting, karena air tawar yang tercemar intrusi air laut akan
menyebabkan keracunan bila diminum dan dapat merusak akar tanaman.
Instrusi air laut telah terjadi dihampir sebagian besar wilayah pantai
Bengkulu. Dibeberapa tempat bahkan mencapai lebih dari 1 km.
b. Turunnya
kemampuan ekosistem mendegradasi sampah organic, minyak bumi an lain-lainl.
c. Penurunan
keanekaragamanhayati di wilayah pesisir
d. Peningkatan
abrasi pantai
e. Turunnya
sumber makanan, tempat pemijah dan bertelur biota laut. Akibatnya produksi
tangkapan ikan menurun.
f.
Turunnya kemampuan ekosistem dalam menahan tiupan
angin, gelombang air laut dan lain-lain.
g. Peningkatan
pencemaran pantai.
C. Penaggulangan
Masalah Kerusakan Hutan Mangrove
Pemecahan Masalah Rusaknya Mangrove :
Untuk konservasi hutan mangrove dan sempadan pantai,
Pemerintah R I telah menerbitkan Keppres No. 32 tahun 1990. Sempadan pantai
adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi pantai, sedangkan kawasan hutan mangrove
adalah kawasan pesisir laut yang merupakan habitat hutan mangrove yang
berfungsi memberikan perlindungan kepada kehidupan pantai dan lautan. Sempadan
pantai berupa jalur hijau adalah selebar 100 m dari pasang tertinggi kearah
daratan.
Upaya-upaya
yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan melestarikan hutan mangrove antara
lain:
1. Penanaman
kembali mangrove
Penanaman mangrove sebaiknya melibatkan masyarakat. Modelnya dapat
masyarakat terlibat dalam pembibitan, penanaman dan pemeliharaan serta
pemanfaatan hutan mangrove berbasis konservasi. Model ini memberikan
keuntungan kepada masyarakat antara lain terbukanya peluang kerja
sehingga terjadi peningkatan pendapatan masyarakat.
2.
Pengaturan kembali tata ruang wilayah pesisir:
pemukiman, vegetasi, dll. Wilayah pantai dapat diatur menjadi kota ekologi
sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai wisata pantai (ekoturisme) berupa wisata
alam atau bentuk lainnya.
3.
Peningkatan motivasi dan kesadaran masyarakat untuk
menjaga dan memanfaatkan mangrove secara bertanggungjawab.
4.
Ijin usaha dan lainnya hendaknya memperhatikan aspek
konservasi.
5.
Peningkatan pengetahuan dan penerapan kearifan local
tentang konservasi
6.
Peningkatan pendapatan masyarakat pesisir
7.
Program komunikasi konservasi hutan mangrove
8.
Penegakan hukum
9.
Perbaikkan ekosistem wilayah pesisir secara terpadu
dan berbasis masyarakat. Artinya dalam memperbaiki ekosistem wilayah pesisir
masyarakat sangat penting dilibatkan yang kemudian dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat pesisir. Selain itu juga mengandung pengertian
bahwa konsep-konsep lokal (kearifan lokal) tentang ekosistem dan
pelestariannya perlu ditumbuh-kembangkan kembali sejauh dapat mendukung program
ini.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hutan
mangrove adalah hutan yang berada di daerah tepi pantai yang dipengaruhi oleh
pasang surut air laut, sehingga lantai hutannya selalu tergenang air. Beberapa manfaat mangrove antara lain adalah:
· Menjernihkan air.
· Mengawali rantai makanan.
· Melindungi dan memberi
nutrisi.
· Manfaat bagi manusia.
· Tempat tambat kapal.
· Obat-obatan.
· Pengawet.
· Pakan dan makanan.
· Bahan mangrove dan bangunan
Dampak kerusakan hutan
mangrove :
·
Instrusi air laut
·Turunnya kemampuan ekosistem mendegradasi sampah
organic, minyak bumi an
·
Penurunan keanekaragamanhayati di wilayah pesisir
·
Peningkatan abrasi pantai
·
Turunnya sumber makanan, tempat pemijah dan bertelur
biota laut. Akibatnya produksi tangkapan ikan menurun.
·
Turunnya kemampuan ekosistem dalam menahan tiupan
angin, gelombang air laut dan lain-lain.
·
Peningkatan pencemaran pantai.
Upaya-upaya
yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan melestarikan hutan mangrove antara
lain:
1. Penanaman
kembali mangrove
2.
Pengaturan kembali tata ruang wilayah pesisir:
pemukiman, vegetasi, dll. Wilayah pantai
3. Peningkatan
motivasi dan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan memanfaatkan mangrove
secara bertanggungjawab.
4. Ijin
usaha dan lainnya hendaknya memperhatikan aspek konservasi.
5. Peningkatan
pengetahuan dan penerapan kearifan local tentang konservasi
6. Peningkatan
pendapatan masyarakat pesisir
7. Program
komunikasi konservasi hutan mangrove
8. Penegakan
hukum
9. Perbaikkan
ekosistem wilayah pesisir secara terpadu dan berbasis masyarakat. Artinya dalam
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment