I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanah dapat
ditemukan disekitar kita dan mempunyai arti yang sangat penting dalam
kehidupan. Seperti yang telah kita ketahui tanah merupakan media tumbuh bagi
makhluk hidup sehingga sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup makhluk hidup
yang hidup di atasnya. Secara fisik tanah berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya
perakaran, penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan
udara. Secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi
senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial. Dan secara biologi tanah berfungsi sebagai habitat
organisme tanah yang turut berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara dan
zat-zat aditif bagi tanaman.
Tanah merupakan bagian dari lapisan permukaan bumi. Pembentukan tanah berasal
dari proses pelapukan yaitu proses pemecahan atau penghancuran. Pelapukan tersebut berasal dari batuan induk menjadi
bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa
tumbuhan yang lapuk oleh mikroorganisme. Pelapukan bahan induk dipengaruhi oleh
faktor iklim terutama faktor curah hujan, suhu dan pengaruh aktivitas organisme
hidup (termasuk vegetasi, mikroba, organisme tanah dan manusia), pada suatu
topografi atau relief dalam jangka waktu tertentu. Karena adanya faktor-faktor
tersebut, maka tanah suatu tempat pasti berbeda dengan tempat lainnya.
Perbedaan tersebut ada pada ciri-ciri morfologi tanah baik itu dari
warna, tekstur, struktur, hingga menyangkut masalah unsur-unsur pembentukannya. Berdasarkan ciri-ciri
tersebut, maka maka dapat diketahui profil tanah yang merupakan petunjuk dari
proses-proses yang dialami oleh suatu tanah selama pelapukan dan
perkembangannya. Perbedaan intensitas faktor-faktor pembentuk tanah dapat
digunakan untuk menentukan suatu jenis tanah.
1.2. Tujuan
dan Kegunaan
Tujuan diadakannya pratikum adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara mengamati
sifat-sifat tanah profil, dan evaluasi kesesuaian lahan tanaman kehutanan.
2. Untuk mengetahui kadar air tanah
hutan.
3. Untuk mengetahui bulk density tanah
hutan,
4. Untuk mengetahui pH tanah hutan.
5. Untuk mengetahui permeabilitas tanah
hutan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik
yang terletak dipermukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh
faktor-faktor genetis dan lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organisme hidup
(mikro dan makro), topografi, dan waktu yang berjalan selama kurun waktu yang
sangat panjang, yang dapat dibedakan dari cirri-ciri bahan induk asalnya baik
secara fisik kimia, biologi, maupun morfologinya (Winarso, 2005).
Tanah adalah lapisan permukaan bumi
yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh
& berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman danmenyuplai
kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang danpenyuplai
hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur
esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang
berpartisipasi aktif dalampenyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu
tumbuh, proteksi) bagi tanaman,yang ketiganya secara integral mampu menunjang
produktivitas tanah untuk menghasilkan
biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan,industri
perkebunan.
Tanah juga merupakan alat
produksi untuk menghasilkan produksi pertanian. Sebagai alat produksi tanah
memiliki peranan-peranan yang mendorong berbagai kebutuhan diantaranya adalah sebagai alat produksi, maka
peranannnya yaitu sebagai tempat pertumbuhan tanaman, menyediakan
unsur-unsur makanan, sumber air bagi tanaman, dantempat peredaran udara. Tanah
mempunyai ciri khas dan sifat-sifat yang berbeda-beda antaratanah di suatu
tempat dengan tempat yang lain. Sifat-sifat tanah itu meliputi fisika dan
sifatkimia. Beberapa sifat fisika tanah antara lain tekstur, struktur dan kadar
lengas tanah. Untuk sifat kimia
menunjukkan sifat yang dipengaruhi oleh adanya unsur maupun senyawa yangterdapat
di dalam tanah tersebut. Beberapa contoh sifat kimia yaitu reaksi tanah(pH),
kadarbahan organik dan Kapasitas Pertukaran Kation (KPK).
Gambut
adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tetumbuhan yang setengah membusuk; oleh sebab itu, kandungan bahan organiknya tinggi. Tanah yang terutama terbentuk di lahan-lahan basah ini
disebut dalam bahasa Inggris sebagai peat;
dan lahan-lahan bergambut di berbagai belahan dunia dikenal dengan aneka nama
seperti bog, moor, muskeg, pocosin, mire,
dan lain-lain.
Tanah gambut mempunyai pH yang rendah
yang berkisar antara 3 - 5, dan menurun bersama jeluk.. Dijumpainya pH yang
relatif tinggi (sekitar 5) adalah akibat seringnya dilakukan pembakaran seresah
di atas tanah. Tanah gambut yang digenangi untuk budidaya padi sawah akan
meningkat pH-nya. Ketersediaan unsur-unsur hara terutama hara makro N, P dan K
dan sejumlah hara mikro dalam tanah gambut rendah sampai sangat rendah.
Kapasitas tukar kation (KTK) tanah gambut relatif tinggi (115 - 270 me.%),
tetapi relatif rendah bila dihitung atas dasar volume tanah di lapangan.
Kejenuhan basa tanah gambut relatif rendah, yakni 5,4 - 13,6 % sedangkan nisbah
C/N relatif tinggi yakni berkisar antara 24,0 - 33,4 (Suhardjo dan
Widjaja-Adhi, 1976).
Untuk mencari
dan atau mengetahui sifat fisik tanah, kita dapat menggunakan pengambilan
contoh tanah dengan tiga cara, yaitu :
- Contoh tanah tidak terusik,
yang diperlukan untuk analisis penetapan berat isi atau berat volume, agihan
ukuran pori, dan untuk permeabilitas
- Contoh tanah terusik, yang
diperlukan untuk penetapan kadar lengas, tekstur, tetapan atterberg, kenaikan
kapiler, sudut singgung, kadar lengas kritik, indeks patahan, konduktivitas
hidroulik tak jenuh, luas permukaan, erodibilitas tanah menggunakan hujan
tiruan.
- Contoh tanah dalam keadaan
agregat tidak terusik, yang diperlukan untuk penetapan agihan ukuran agregrat
dan derajad kemantapan agregrat.
Contoh tanah
tak terusik diperlukan untuk analisis penetapan berat jenis atau berat
volum,agihan ukuran pori dan permeabilitas (Agus et.al,2008). Contoh tanah terusik diperlukan untuk penetapan kadar lengas, tekstur,
tetapan Atterberg, kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar lengas kritik,
indeks patahan, konduktifitas hidroulik tak jenuh, luas permukaan, erodibilitas
tanah menggunakan hujan tiruan (Agus et.al,2008).
III.
METODE PRAKTEK
3.1. Waktu dan
Tempat
Praktikum ilmu tanah dan evaluasi lahan
dilaksanakan pada hari sabtu 13 Desember 2014, bertempat di STQ bukit Jabal Nur,
palu Sulawesi Tengah.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum
ini adalah meteran roll, mistar, ring sampel, kompas, cangkul, sekop, linggis,
klinometer, bor tanah, martil karet, pengalas dari papan, parang, kamera, buku
warnah tanah, dan alat tulis-menulis.
Bahan yang digunakan pada praktikum
ini adalah karung, kantong plastic es batu, kertas label, karet pengikat, dan
tali raffia.
3.3. Cara Kerja
-
Dilapangan
3.3.1 Sifat tanah dan evaluasi kesesuaian lahan untuk
tanaman kehutanan.
Pertama-tama
melakukan penggalian tanah dengan kedalaman 1 meter, kemudian melakukan
pemeriksaan sifat morfologi tanah dan fisik tanah, setelah itu pengambilan
contoh tanah kemudian melakukan pengukuran karakteristik dan kualitas laha.
-
Dilaboraturium
3.3.2 Kadar air tanah
1. Mengambil contoh tanah tidak utuh
dari lapangan dan selanjutnya menempatkan ke dalam suatu cawan alumunium atau
petridish,
2. Menimbang contoh tanah beserta
wadahnya pada no. 1 di atas mempergunakan neraca analitik sehingga didapatkan
nilai BK+Bkl,
3. Memasukkan contoh tanah beserta
wadahnya ke dalam oven yang bersuhu 1050C selama 24 jam,
4. Menimbang contoh tanah kering yang
di oven beserta wadahnya sehingga didapatkan nilai Bk+Bkl,
5. Menimbang wadah setelah contoh tanah
kering yang telah di oven dibersihkan dalamnya sehingga mendapatkan nilai Bkl,
6. Melakukan perhitungan penetapan
kadar air metode gravimetric berdasarkan persen berat.
3.3.3 Bulk density
1. Mengambil Contoh tanah utuh dari lapangan yaitu contoh tanah utuh yang diambil dengan ring
sampel, atau
silinder.
2. Meratakan ujung atas-bawah tabung
sehingga didapatkan permukaan tanah yang benar-benar rata dengan permukaan
ujung tabung.
3. Meletakkan contoh tanah basah
kedalam cawan alumunium atau petridish dan selanjutnya memasukkan kedalam oven.
4. Memanaskan contoh tanah selama 24
jam pada oven bersuhu 105oC.
5. Mengeluarkan contoh tanah secara hati-hati
bersama dengan wadahnya (cawan alumunium/petridish) dengan menggunakan
penjepit.\
6. Mendiamkan contoh tanah agar suhunya
stabil hingga dingin.
7. Menimbang contoh tanah dengan
wadahnya dengan mempergunakan neraca analitik hingga didapatkan nilai BK+BKL.
8. Membersihkan/mengeluarkan contoh
tanah didalam tabung dan selanjutnya menimbang wadahnya dan didapatkan nilai
BKL(berat tabung+cawan).
9. Mengukur volume tabung yang
dipergunakan dalam pengambilan contoh tanah sehingga didapatkan nilai
V(Vtabung=pr2).
10. Menetapkan Bulk density tanah
berasarkan rumus (perbandingan nilai Bk/V).
11. Hitung Bulk
density dengan persamaan :
BD
= (BK+BKL)-BKL
V
|
Keterangan :
BD = bulk density tanah (g/cm3),
BK = berat tanah kering oven (g),
Bkl = berat tabung dan cawan (g),
V = volume tabung
(cm3).
3.3.4 pH tanah
Pertama, memasukkan tanah ke lumpang
takar kemudian digerus sampai halus. Lalu menimbang kertas dengan menggunakan
neraca analitik dan mencatat hasilnya. kemudian tanah dimasukkan kedalam kertas
lalu ditimbang menggunakan neraca analitik
dan mencatat hasilnya. kemudian masukkan tanah kedalam wadah dan
dicampur air lalu diaduk selama 10 menit hingga tercampur dan diamkan selama ±
5 menit hingga mengendap, dan memasukkan kertas lakmus kedalam wadah tersebut
dan mencatat hasilnya. Lakukan pada top soil dan sub soil.
3.3.5 Permeabilitas Tanah
Pertama, merendam ring sampel tanah
selama 24 jam dan kemudian menyaringnya melalui alat permeabilitas. kemudian
menghitung volume air dengan waktu 1-15
menit, 15-30 menit, 30-45 menit, dan 45-60 menit. kemudian mencatat hasil
pengukuran volume tiap waktu tersebut kemudian menghitung hasil
permeabilitasnya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Sifat Tanah dan evaluasi kesesuaian lahan untuk
tanaman kehutanan.
Tabel 1 : Deskripsi Profil ( Tim 1, KHT A).
No. Profil
|
01/ KHT A
|
Fisiografi/landfrom
|
Landai
|
Bentuk wilayah/lereng(%)
|
5-10 %
|
Panjang lereng (m)
|
50
|
Ketinggian tempat (mdpl)
|
93 mdpl
|
Vegetasi
|
Lamtana
|
Lokasi
|
STQ
|
Posisi profil
|
Tengah lereng
|
Bahan induk
|
Batu pasir
|
Kedalaman akar efektif (cm)
|
80 cm
|
Drainase
|
Baik
|
Tabel 2 : Deskripsi Profil ( Tim 2, KHT B )
No. Profil
|
02/KHT B
|
Fisiografi/landfrom
|
Datar
|
Bentuk wilayah/lereng(%)
|
0-5 %
|
Panjang lereng (m)
|
20
|
Ketinggian tempat (mdpl)
|
90
|
Vegetasi
|
Berumput
|
Lokasi
|
STQ
|
Posisi profil
|
Tengah
Lereng
|
Bahan induk
|
Batu
Pasir
|
Kedalaman akar efektif (cm)
|
60 cm
|
Drainase
|
Baik
|
Keterangan : Tim 1 KHT A
No.
lapangan
|
P1/ KHT A
|
|||
Simbol
lapisan
|
A1
|
A2
|
A3
|
B
|
Dalam
lapisan (cm)
|
0-17/18
|
17/18-33/39
|
33/39-49/59
|
49/59-85/82
|
Batas
lapisan
|
Jelas
(clear)
|
Berangsur
(gradual)
|
Jelas
(clear)
|
Jelas
(clear)
|
Batas
topografi
|
Tidak
teratur (irreguler)
|
Patah
(broken)
|
Patah
(broken)
|
Berombak
(wavy)
|
Warna
|
Coklat
(brown)
|
Coklat
(brown)
|
Coklat
gelap
|
Coklat
gelap
|
Tekstur
|
Pasir
(sand)
|
Pasir
(sand)
|
Pasir
(sand)
|
Pasir
(sand)
|
Struktur
|
-Lemah
-Halus
-Granuler
|
-Tak
beragregat
-Halus
-Remah
|
-Tak
beragregat
-Halus
-Remah
|
-Sedang
-Sedang
(medium)
-Gumpal
bersudut
|
Konsistensi
|
-Lembab
-Gembur
(frible)
|
-Lembab
-Sangat
gembur
|
-Lembab
-Sangat
gembur
|
-Lembab
-Gembur
(frible)
|
Perakaran
|
-Sedang
-Cukup
|
-Halus
(fine)
-Sedikit
|
-Halus
(fine)
-Sedikit
(few)
|
-Tak ada
|
Keterangan : Tim 2 KHT B
No.
lapangan
|
P1/KHT B
|
||
Simbol
lapisan
|
A1
|
A2
|
B
|
Dalam
lapisan (cm)
|
0-15/16 CM
|
15-33/35 CM
|
35-56/57 CM
|
Batas lapisan
|
Berangsur
(gradual)
|
Kabur
(diffuse)
|
Berangsur
(gradual)
|
Batas
topografi
|
Berombak
(Wavy)
|
Berombak
(Wavy)
|
Berombak
(Wavy)
|
Warna
|
Coklat
(Brown)
|
Coklat
(Brown)
|
Coklat
(Brown)
|
Tekstur
|
Pasir
(Sand)
|
Pasir
(Sand)
|
Pasir
(Sand)
|
Struktur
|
-
Lemah
-
Halus (fine)
-
Remah (crumb)
|
-
Lemah
-
Halus (fine)
-
Remah (crumb)
|
-
Lemah
-
Halus (fine)
-
Remah (crumb)
|
Konsistensi
|
-
Lembab
-
Sangat Gembur (Very friable)
|
-
Lembab
-
Gembur
(frible) |
-
Lembab
-
Lepas (loose)
|
Perakaran
|
-
Halus
-
Kasar
-
Sedikit (few)
|
-
Sangat halus
-
Halus
|
-
Sangat halus
-
Halus
|
4.1.2 pH tanah ( Tim 1, KHT A )
·
pH untuk tanah komposit dengan kedalaman 0-15 cm, pada jarak
12,5 m adalah 7.
·
pH untuk tanah komposit dengan kedalaman 15-30 cm, pada
jarak 5 m
adalah 6.
pH tanah (
Tim 1, KHT B )
·
pH untuk tanah komposit dengan kedalaman 0-15 cm, pada jarak
12,5 m adalah 7.
·
pH untuk tanah komposit dengan kedalaman 15-30 cm, pada
jarak 5 m
adalah 6.
4.1.3 Kadar Air tanah ( Tim 1, KHT A )
1. Kadar air tanah komposit
Diketahui :
Bb = Berat tanah basah dan wadah
(57,02 gram)
Bk = Berat tanah kering dan wadah (456,97
gram)
Bkl = Berat kaleng atau wadah (37,07
gram).
Ditanyakan : Kadar air (KA).
Penyelesaian :
·
Kadar Air tanah ( Tim 2, KHT B )
2. Kadar
air tanah komposit
Diketahui :
Bb = Berat tanah basah dan wadah (50,26
gram)
Bk = Berat tanah kering dan wadah (49,21
gram)
Bkl = Berat kaleng atau wadah (36,76
gram).
Ditanyakan : Kadar air (KA).
Penyelesaian :
4.1.4 Bulk density ( Tim 1, KHT A )
Diketahui
:
-
Bk = 456,97 gram.
-
Bkl = 37,07 gram.
-
Tinggi ring = 6,5 cm.
-
Diameter ring = 879,49 gram.
Ditanyakan : Bulk density (BD)…?
Penyelesaian :
·
Bulk density ( Tim 2, KHT B )
Diketahui
:
-
Bk = 427, 2795gram.
-
Bkl = 35,15gram.
-
Tinggi ring = 6,5cm.
-
Diameter ring = 879,49gram.
Ditanyakan : Bulk density (BD)…?
Penyelesaian :
4.1.5 Permeabilitas Tanah ( Tim 1, KHT A )
Diketahui
:
h : 6 cm,
T : 1 jam,
L : 6,36.
A(πr2)
: π = 3,14, r = 3 cm.
Q15 menit
|
=
|
200 ml
|
Q30 menit
|
=
|
200 ml
|
Q45 menit
|
=
|
200 ml
|
Q60 menit
|
=
|
200 ml
|
Jumlah/Qtot
|
=
|
800 ml
|
Perhitungan
:
·
Permeabilitas Tanah ( Tim 2, KHT
B )
Diketahui :
h : 6cm,
T : 1jam,
L : .6,36
A(πr2) : π = 3,14, r = 3 cm.
Perhitungan
:
|
4.2 Pembahasan
4.2.1 Sifat tanah dan evaluasi kesesuaian lahan untuk
tanaman kehutanan.
Profil tanah disusun
oleh lapisan-lapisan tanah atau lebih dikenal dengan horison-horison. Horison
yang menyusun solum tanah adalah horison A (A1,A2,A3 ) dan horison Bahan-bahan
( B1, B2, B3 ) serta ditambah dengan horison C dan horison Reaksi yang kedua horison
ini tidak kami ketemukan dalam praktikum dan tanah terdiri dari hasil
pelapukkan batuan yang bercampur dengan bahan organik.
Proses perkembangan
atau penyusunan tanah yang berbeda akan mengakibatkan perbedaan sifat-sifat
tanah pada suatu daerah. Sifat fisik tanah pada setiap lapisan / horison
dipengaruhi oleh tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah, porositas
tanah, warna tanah, drainase tanah, serta keadaan perakaran dan lingkungan
4.2.2 Kadar air tanah
Tanah terdiri dari padatan mineral dan bahan organik.
Sedangkan ruang pori terdiri dari air dan udara. Dalam penentuan kadar air
faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan kadar air yaitu sebagai berikut :
-
Lokasi Pengambilan
Lokasi pengambilan
merupakan salah satu faktor penentu untuk tanah terganggu dan tidak terganggu
pada kadar airnya, lokasi pengambilan yang sekelilingnya terdapat akar pohon
yang dapat mengganggu struktur tanah. Sehingga jika di ambil contoh tanah utuh
maka akan terganggu dan tidak terjadi pada lokasi yang tidak ada akar pohon.
-
Vegetasi pada lokasi
Vegetasi yang ada
di tanah akanmembuat perbedaan jumlah kadar air yang di kandung dalam tanah.
Semakin tinggi kadar air memungkinkan variasi vegetasinya rendah dan
sebaliknya.
-
Iklim dan lokasi geografis
Iklim sangat
menentukkan kadar air tanah karena jika di suatu daerah basah sepanjang tahun
dengan daerah yang kering sepanjang tahun maka penetapan kadar airnyapun akan
berbeda ukurannya.
-
Topografi
Perbedaan tinggi
dan bentuk wilayah suatu daerah, termasuk perbedaan kecuraman dan bentuk
lereng. Peran topografi dalam proses genesis dan perkembangan profil tanah
adalah yaitu:
a. jumlah air hujan yang dapat
meresap massa tanah
b. kedalaman air tanah
c. besarnya erosi yang dapat
terjadi
d. arah pergerakan air yang
membawa bahan –bahan terlarut dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
4.2.3 Bulk density
Bulk Density disebabkan oleh kandungan
bahan organik yang
lebih tinggi di lapisan atasnya dan memiliki pori-pori yang renggang. Tanah
yang renggang pori-pori mempunyai bobot yang kecil persatuan volume dan tanah
padat memiliki bobot tinggi persatuan volume. Berat isi ditentukan oleh padatan
tanah dan porositas. Padatan tanah sangat berpengaruh, dimana tanah yang lebih
padat mempunyai nilai bulk density yang lebih besar daripada tanah yang kurang
padat. Hal ini sesuai dengan pendapat Pairunan (1985) yang
menyatakan bahwa porositas
berpengaruh dalam menentukan nilai bulk density tanah, apabila pori-pori tanah
besar atau tinggi maka nilai bulk density kecil.
4.2.4 pH Tanah
pH tanah atau keasaman tanah
menunjukan sifat suatu keasaman tanah yang dinyatakan dalam nilai pH. Nilai pH
menunjukan banyaknya konsentrasi ion Hidrogen (H+) yang ada didalam tanah. Didalam tanah selain
ion H+ dan ion-ion lain terdapat juga ion Hidroksida (OH-), yang jumlahnya
berbanding terbalik dengan banyaknya ion H+. Pada tanah-tanah masam juga terkandung
jumlah ion H+ lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah ion OH-, sedangkan pada
tanah alkalis kandungan ion OH- lebih banyak daibandingkan ion H+. Jika ion H+
dan ion OH- sama banyak didalam tanah maka tanah bereaksi netral (Anonim,
2010).
4.2.5 Permeabilitas
Tanah
Permeabilitas
tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air. Struktur dan tekstur
serta unsur organik lainnya ikut ambil bagian dalam menaikkan laju
permeabilitas tanah. Tanah dengan permeabilitas tinggi menaikkan laju
infiltrasi dan dengan demikian, menurunkan laju air larian.
Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran
rata-rata pori yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel,
bentuk partikel dan struktur tanah. Secara garis besar, makin kecil ukuran
partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah koefisien
permeabilitasnya.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat ditarik sebuah kesimpulan,
yaitu :
Ilmu tanah ialah suatu kajian terhadap tanah sebagai sumber
daya alam. Dalam ilmu ini dipelajari berbagai aspek tentang tanah, seperti
pembentukan, klasifikasi, pemetaan, berbagai karakteristik fisik, kimiawi,
biologis, kesuburan tanah, dan pemanfaatan dan pengelolahan.
Pada pengamatan pH tanah komposit dengan kedalaman 0-15 cm, pada jarak 12,5 m adalah 7, dan pH
untuk tanah komposit dengan kedalaman 15-30 cm, pada jarak 5 m adalah 6. (Tim
1, KHT A).Dan Pada pH tanah ( Tim 2, KHT B ) pH untuk
tanah komposit dengan kedalaman 0-15 cm, pada jarak 12,5 m adalah 7.pH untuk
tanah komposit dengan kedalaman 15-30 cm, pada jarak 5 m adalah 6.
Pada perhitungan kadar air tanah hutan hasil yang diperoleh
ialah -8,75 %. (Tim 1, KHT A), dan Pada perhitungan kadar air tanah hutan hasil
yang diperoleh ialah 2,1337 % (Tim 2, KHT B).
Dari hasil perhitungan Bulk density tanah hutan hasil yang
diperoleh ialah 0,9249 gram/cm3 (Tim 1, KHT A), dan Dari hasil
perhitungan Bulk density tanah hutan hasil yang diperoleh ialah 0,9239 gram/cm3
(Tim 2, KHT B).
Dari hasil perhitungan permeabilitas tanah hutan, hasil yang
diperoleh ialah 14,47 cm/jam (Tim 1, KHT A). dan Dari hasil perhitungan
permeabilitas tanah hutan, hasil yang diperoleh ialah 0,50721 cm/jam (Tim 2,
KHT B).
5.2 Saran
Saran kami pada praktek kali ini, sebaiknya
waktu praktek di perpanjang sehingga hasil praktek akan lebih maksimal lagi.
LAMPIRAN
Penggalian
untuk profil tanah Gambar 1.
DAFTAR
PUSTAKA
Hardjowigeno,Sarwono.2000.”ilmu tanah”.PT.Medidiyatama sarana
perkasa Jakarta.
Hardjowigwno,Sarwono.2003.
ilmu tanah. Penerbit akademika
pressindo
Sukartono,I.G.S..2001.
penentuan praktikum ilmu tanah.
Setudi
Agronomi.Fakultas
Pertanian Universotas Nasional.Jakarta
Sukartono,Inkorena.G.S.2008.
penentuanpratikum dasar-dasar ilmu tanah.Fakultas
Pertanian Universitas
Nasional.Jakarta
Sarief
Saifuddin.1998.”ilmu tanah”,pustaka
buana, Jakarta.