Friday, April 17, 2015

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ILMU TANAH DAN EVALUASI LAHAN 2014

I. PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang
Tanah dapat ditemukan disekitar kita dan mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan. Seperti yang telah kita ketahui tanah merupakan media tumbuh bagi makhluk hidup sehingga sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup makhluk hidup yang hidup di atasnya. Secara fisik tanah berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran, penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara. Secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial. Dan secara biologi tanah berfungsi sebagai habitat organisme tanah yang turut berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara dan zat-zat aditif bagi tanaman.
            Tanah merupakan bagian dari lapisan permukaan bumi. Pembentukan tanah berasal dari proses pelapukan yaitu proses pemecahan atau penghancuran. Pelapukan tersebut berasal dari batuan induk menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang lapuk oleh mikroorganisme. Pelapukan bahan induk dipengaruhi oleh faktor iklim terutama faktor curah hujan, suhu dan pengaruh aktivitas organisme hidup (termasuk vegetasi, mikroba, organisme tanah dan manusia), pada suatu topografi atau relief dalam jangka waktu tertentu. Karena adanya faktor-faktor tersebut, maka tanah suatu tempat pasti berbeda dengan tempat lainnya. Perbedaan tersebut ada pada ciri-ciri morfologi tanah baik itu dari warna, tekstur, struktur, hingga menyangkut masalah unsur-unsur     pembentukannya. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka maka dapat diketahui profil tanah yang merupakan petunjuk dari proses-proses yang dialami oleh suatu tanah selama pelapukan dan perkembangannya. Perbedaan intensitas faktor-faktor pembentuk tanah dapat digunakan untuk menentukan suatu jenis tanah.
1.2.      Tujuan  dan Kegunaan
Tujuan diadakannya pratikum adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui cara mengamati sifat-sifat tanah profil, dan evaluasi kesesuaian lahan tanaman kehutanan.
2.      Untuk mengetahui kadar air tanah hutan.
3.      Untuk mengetahui bulk density tanah hutan,
4.      Untuk mengetahui pH tanah hutan.
5.      Untuk mengetahui permeabilitas tanah hutan.



 II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak dipermukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor genetis dan lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organisme hidup (mikro dan makro), topografi, dan waktu yang berjalan selama kurun waktu yang sangat panjang, yang dapat dibedakan dari cirri-ciri bahan induk asalnya baik secara fisik kimia, biologi, maupun morfologinya (Winarso, 2005).
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman danmenyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang danpenyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi  berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalampenyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman,yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan,industri perkebunan.
Tanah juga merupakan alat produksi untuk menghasilkan produksi pertanian. Sebagai alat produksi tanah memiliki peranan-peranan yang mendorong berbagai kebutuhan diantaranya adalah sebagai alat produksi, maka peranannnya yaitu sebagai tempat pertumbuhan tanaman, menyediakan unsur-unsur makanan, sumber air bagi tanaman, dantempat peredaran udara. Tanah mempunyai ciri khas dan sifat-sifat yang berbeda-beda antaratanah di suatu tempat dengan tempat yang lain. Sifat-sifat tanah itu meliputi fisika dan sifatkimia. Beberapa sifat fisika tanah antara lain tekstur, struktur dan kadar lengas tanah. Untuk sifat kimia menunjukkan sifat yang dipengaruhi oleh adanya unsur maupun senyawa yangterdapat di dalam tanah tersebut. Beberapa contoh sifat kimia yaitu reaksi tanah(pH), kadarbahan organik dan Kapasitas Pertukaran Kation (KPK).
Gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tetumbuhan yang setengah membusuk; oleh sebab itu, kandungan bahan organiknya tinggi. Tanah yang terutama terbentuk di lahan-lahan basah ini disebut dalam bahasa Inggris sebagai peat; dan lahan-lahan bergambut di berbagai belahan dunia dikenal dengan aneka nama seperti bog, moor, muskeg, pocosin, mire, dan lain-lain.
Tanah gambut mempunyai pH yang rendah yang berkisar antara 3 - 5, dan menurun bersama jeluk.. Dijumpainya pH yang relatif tinggi (sekitar 5) adalah akibat seringnya dilakukan pembakaran seresah di atas tanah. Tanah gambut yang digenangi untuk budidaya padi sawah akan meningkat pH-nya. Ketersediaan unsur-unsur hara terutama hara makro N, P dan K dan sejumlah hara mikro dalam tanah gambut rendah sampai sangat rendah. Kapasitas tukar kation (KTK) tanah gambut relatif tinggi (115 - 270 me.%), tetapi relatif rendah bila dihitung atas dasar volume tanah di lapangan. Kejenuhan basa tanah gambut relatif rendah, yakni 5,4 - 13,6 % sedangkan nisbah C/N relatif tinggi yakni berkisar antara 24,0 - 33,4 (Suhardjo dan Widjaja-Adhi, 1976).
Untuk mencari dan atau mengetahui sifat fisik tanah, kita dapat menggunakan pengambilan contoh tanah dengan tiga cara, yaitu :
- Contoh tanah tidak terusik, yang diperlukan untuk analisis penetapan berat isi atau berat volume, agihan ukuran pori, dan untuk permeabilitas
- Contoh tanah terusik, yang diperlukan untuk penetapan kadar lengas, tekstur, tetapan atterberg, kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar lengas kritik, indeks patahan, konduktivitas hidroulik tak jenuh, luas permukaan, erodibilitas tanah menggunakan hujan tiruan.
- Contoh tanah dalam keadaan agregat tidak terusik, yang diperlukan untuk penetapan agihan ukuran agregrat dan derajad kemantapan agregrat.
Contoh tanah tak terusik diperlukan untuk analisis penetapan berat jenis atau berat volum,agihan ukuran pori dan permeabilitas (Agus et.al,2008). Contoh tanah terusik diperlukan untuk penetapan kadar lengas, tekstur, tetapan Atterberg, kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar lengas kritik, indeks patahan, konduktifitas hidroulik tak jenuh, luas permukaan, erodibilitas tanah menggunakan hujan tiruan (Agus et.al,2008).



III. METODE PRAKTEK
3.1.      Waktu dan Tempat
            Praktikum ilmu tanah dan evaluasi lahan dilaksanakan pada hari sabtu 13 Desember 2014, bertempat di STQ bukit Jabal Nur, palu Sulawesi Tengah.
3.2.      Alat dan Bahan
            Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah meteran roll, mistar, ring sampel, kompas, cangkul, sekop, linggis, klinometer, bor tanah, martil karet, pengalas dari papan, parang, kamera, buku warnah tanah, dan alat tulis-menulis.
            Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah karung, kantong plastic es batu, kertas label, karet pengikat, dan tali raffia.
3.3.      Cara Kerja
-         Dilapangan
3.3.1    Sifat tanah dan evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman kehutanan.
            Pertama-tama melakukan penggalian tanah dengan kedalaman 1 meter, kemudian melakukan pemeriksaan sifat morfologi tanah dan fisik tanah, setelah itu pengambilan contoh tanah kemudian melakukan pengukuran karakteristik dan kualitas laha.


-         Dilaboraturium
3.3.2    Kadar air tanah
1.      Mengambil contoh tanah tidak utuh dari lapangan dan selanjutnya menempatkan ke dalam suatu cawan alumunium atau petridish,
2.      Menimbang contoh tanah beserta wadahnya pada no. 1 di atas mempergunakan neraca analitik sehingga didapatkan nilai BK+Bkl,
3.      Memasukkan contoh tanah beserta wadahnya ke dalam oven yang bersuhu 1050C selama 24 jam,
4.      Menimbang contoh tanah kering yang di oven beserta wadahnya sehingga didapatkan nilai Bk+Bkl,
5.      Menimbang wadah setelah contoh tanah kering yang telah di oven dibersihkan dalamnya sehingga mendapatkan nilai Bkl,
6.      Melakukan perhitungan penetapan kadar air metode gravimetric berdasarkan persen berat.
3.3.3    Bulk density
1.      Mengambil Contoh tanah utuh dari lapangan yaitu contoh tanah utuh yang diambil dengan ring sampel, atau silinder.
2.      Meratakan ujung atas-bawah tabung sehingga didapatkan permukaan tanah yang benar-benar rata dengan permukaan ujung tabung.
3.      Meletakkan contoh tanah basah kedalam cawan alumunium atau petridish dan selanjutnya memasukkan kedalam oven.
4.      Memanaskan contoh tanah selama 24 jam pada oven bersuhu 105oC.
5.      Mengeluarkan contoh tanah secara hati-hati bersama dengan wadahnya (cawan alumunium/petridish) dengan menggunakan penjepit.\
6.      Mendiamkan contoh tanah agar suhunya stabil hingga dingin.
7.      Menimbang contoh tanah dengan wadahnya dengan mempergunakan neraca analitik hingga didapatkan nilai BK+BKL.
8.      Membersihkan/mengeluarkan contoh tanah didalam tabung dan selanjutnya menimbang wadahnya dan didapatkan nilai BKL(berat tabung+cawan).
9.      Mengukur volume tabung yang dipergunakan dalam pengambilan contoh tanah sehingga didapatkan nilai V(Vtabung=pr2).
10.  Menetapkan Bulk density tanah berasarkan rumus (perbandingan nilai Bk/V).
11.  Hitung Bulk density dengan persamaan :
BD = (BK+BKL)-BKL
V

Keterangan :
BD = bulk density tanah (g/cm3),
BK = berat tanah kering oven (g),
Bkl = berat tabung dan cawan (g),
V    = volume tabung (cm3).
3.3.4    pH tanah
            Pertama, memasukkan tanah ke lumpang takar kemudian digerus sampai halus. Lalu menimbang kertas dengan menggunakan neraca analitik dan mencatat hasilnya. kemudian tanah dimasukkan kedalam kertas lalu ditimbang menggunakan neraca analitik  dan mencatat hasilnya. kemudian masukkan tanah kedalam wadah dan dicampur air lalu diaduk selama 10 menit hingga tercampur dan diamkan selama ± 5 menit hingga mengendap, dan memasukkan kertas lakmus kedalam wadah tersebut dan mencatat hasilnya. Lakukan pada top soil dan sub soil.

3.3.5    Permeabilitas Tanah
            Pertama, merendam ring sampel tanah selama 24 jam dan kemudian menyaringnya melalui alat permeabilitas. kemudian menghitung volume air dengan waktu  1-15 menit, 15-30 menit, 30-45 menit, dan 45-60 menit. kemudian mencatat hasil pengukuran volume tiap waktu tersebut kemudian menghitung hasil permeabilitasnya.



IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1       Hasil
            4.1.1    Sifat Tanah dan evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman kehutanan.
Tabel 1 : Deskripsi Profil ( Tim 1, KHT A).
No. Profil
01/ KHT A
Fisiografi/landfrom
Landai
Bentuk wilayah/lereng(%)
5-10 %
Panjang lereng (m)
50
Ketinggian tempat (mdpl)
93 mdpl
Vegetasi
Lamtana
Lokasi
STQ
Posisi profil
Tengah lereng
Bahan induk
Batu pasir
Kedalaman akar efektif (cm)
80 cm
Drainase
Baik




Tabel 2 : Deskripsi Profil ( Tim 2, KHT B )
No. Profil
02/KHT B
Fisiografi/landfrom
Datar
Bentuk wilayah/lereng(%)
0-5 %
Panjang lereng (m)
20
Ketinggian tempat (mdpl)
90
Vegetasi
Berumput
Lokasi
STQ
Posisi profil
Tengah Lereng
Bahan induk
Batu Pasir
Kedalaman akar efektif (cm)
60 cm
Drainase
Baik






Keterangan : Tim 1 KHT A
No. lapangan
P1/ KHT A



Simbol lapisan
A1
A2
A3
B
Dalam lapisan (cm)
0-17/18
17/18-33/39
33/39-49/59
49/59-85/82
Batas lapisan
Jelas (clear)
Berangsur (gradual)
Jelas (clear)
Jelas (clear)
Batas topografi
Tidak teratur (irreguler)
Patah (broken)
Patah (broken)
Berombak (wavy)
Warna
Coklat (brown)
Coklat (brown)
Coklat gelap
Coklat gelap
Tekstur
Pasir (sand)
Pasir (sand)
Pasir (sand)
Pasir (sand)
Struktur
-Lemah
-Halus
-Granuler
-Tak beragregat
-Halus
-Remah
-Tak beragregat
-Halus
-Remah
-Sedang
-Sedang (medium)
-Gumpal bersudut
Konsistensi
-Lembab
-Gembur (frible)
-Lembab
-Sangat gembur
-Lembab
-Sangat gembur
-Lembab
-Gembur (frible)
Perakaran
-Sedang
-Cukup
-Halus (fine)
-Sedikit
-Halus (fine)
-Sedikit (few)
-Tak ada



Keterangan : Tim 2 KHT B
No. lapangan
P1/KHT B


Simbol lapisan
A1
A2
B
Dalam lapisan (cm)
0-15/16 CM
15-33/35 CM
35-56/57 CM
Batas lapisan
Berangsur (gradual)
Kabur (diffuse)
Berangsur (gradual)
Batas topografi
Berombak (Wavy)
Berombak (Wavy)
Berombak (Wavy)
Warna
Coklat (Brown)
Coklat (Brown)
Coklat (Brown)
Tekstur
Pasir (Sand)
Pasir (Sand)
Pasir (Sand)
Struktur
-         Lemah
-         Halus (fine)
-         Remah (crumb)
-         Lemah
-         Halus (fine)
-         Remah (crumb)
-         Lemah
-         Halus (fine)
-         Remah (crumb)
Konsistensi
-         Lembab
-         Sangat Gembur (Very friable)
-         Lembab
-         Gembur
(frible)
-         Lembab
-         Lepas (loose)
Perakaran
-         Halus
-         Kasar
-         Sedikit (few)
-         Sangat halus
-         Halus
-         Sangat halus
-         Halus


4.1.2    pH tanah ( Tim 1, KHT A )
·        pH untuk tanah komposit dengan kedalaman 0-15 cm, pada jarak 12,5 m adalah 7.
·        pH untuk tanah komposit dengan kedalaman 15-30 cm, pada jarak 5 m
adalah 6.
pH tanah ( Tim 1, KHT B )
·        pH untuk tanah komposit dengan kedalaman 0-15 cm, pada jarak 12,5 m adalah 7.
·        pH untuk tanah komposit dengan kedalaman 15-30 cm, pada jarak 5 m
adalah 6.
4.1.3    Kadar Air tanah ( Tim 1, KHT A )
1.      Kadar air tanah komposit
Diketahui :
Bb = Berat tanah basah dan wadah (57,02 gram)
Bk = Berat tanah kering dan wadah (456,97 gram)
Bkl = Berat kaleng atau wadah (37,07 gram).
Ditanyakan : Kadar air (KA).
Penyelesaian :
·        Kadar Air tanah ( Tim 2, KHT B )
2.   Kadar air tanah komposit
Diketahui :
Bb = Berat tanah basah dan wadah (50,26 gram)
Bk = Berat tanah kering dan wadah (49,21 gram)
Bkl = Berat kaleng atau wadah (36,76 gram).
Ditanyakan : Kadar air (KA).
Penyelesaian :


4.1.4    Bulk density ( Tim 1, KHT A )
            Diketahui :
-         Bk = 456,97 gram.
-         Bkl = 37,07 gram.
-         Tinggi ring = 6,5 cm.
-         Diameter ring = 879,49 gram.
Ditanyakan : Bulk density (BD)…?
Penyelesaian :
·        Bulk density ( Tim 2, KHT B )
            Diketahui :
-         Bk = 427, 2795gram.
-         Bkl = 35,15gram.
-         Tinggi ring = 6,5cm.
-         Diameter ring = 879,49gram.
Ditanyakan : Bulk density (BD)…?
Penyelesaian :

4.1.5    Permeabilitas Tanah ( Tim 1, KHT A )
Diketahui :
h : 6 cm,
T : 1 jam,
L : 6,36.
A(πr2) : π = 3,14, r = 3 cm.
Q15 menit
=
200 ml
Q30 menit
=
200 ml
Q45 menit
=
200 ml
Q60 menit
=
200 ml
Jumlah/Qtot
=
800 ml
Perhitungan :
·        Permeabilitas Tanah ( Tim 2, KHT B )
Diketahui :
h :  6cm,
T :  1jam,
L : .6,36
A(πr2) : π = 3,14, r = 3 cm.
Q15 menit
=
65,25 ml
Q30 menit
=
65,25 ml
Q45 menit
=
65,25ml
Q60 menit
=
65,25ml
Jumlah/Qtot
=
261ml
Perhitungan :
4.2       Pembahasan
4.2.1    Sifat tanah dan evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman kehutanan.
Profil tanah disusun oleh lapisan-lapisan tanah atau lebih dikenal dengan horison-horison. Horison yang menyusun solum tanah adalah horison A (A1,A2,A3 ) dan horison Bahan-bahan ( B1, B2, B3 ) serta ditambah dengan horison C dan horison Reaksi yang kedua horison ini tidak kami ketemukan dalam praktikum dan tanah terdiri dari hasil pelapukkan batuan yang bercampur dengan bahan organik.
Proses perkembangan atau penyusunan tanah yang berbeda akan mengakibatkan perbedaan sifat-sifat tanah pada suatu daerah. Sifat fisik tanah pada setiap lapisan / horison dipengaruhi oleh tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah, porositas tanah, warna tanah, drainase tanah, serta keadaan perakaran dan lingkungan



4.2.2    Kadar air tanah
Tanah terdiri dari padatan mineral dan bahan organik. Sedangkan ruang pori terdiri dari air dan udara. Dalam penentuan kadar air faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan kadar air yaitu sebagai berikut :
-         Lokasi Pengambilan
Lokasi pengambilan merupakan salah satu faktor penentu untuk tanah terganggu dan tidak terganggu pada kadar airnya, lokasi pengambilan yang sekelilingnya terdapat akar pohon yang dapat mengganggu struktur tanah. Sehingga jika di ambil contoh tanah utuh maka akan terganggu dan tidak terjadi pada lokasi yang tidak ada akar pohon.
-         Vegetasi pada lokasi
Vegetasi yang ada di tanah akanmembuat perbedaan jumlah kadar air yang di kandung dalam tanah. Semakin tinggi kadar air memungkinkan variasi vegetasinya rendah dan sebaliknya.
-         Iklim dan lokasi geografis
Iklim sangat menentukkan kadar air tanah karena jika di suatu daerah basah sepanjang tahun dengan daerah yang kering sepanjang tahun maka penetapan kadar airnyapun akan berbeda ukurannya.

-         Topografi
Perbedaan tinggi dan bentuk wilayah suatu daerah, termasuk perbedaan kecuraman dan bentuk lereng. Peran topografi dalam proses genesis dan perkembangan profil tanah adalah yaitu:
a. jumlah air hujan yang dapat meresap massa tanah
b. kedalaman air tanah
c. besarnya erosi yang dapat terjadi
d. arah pergerakan air yang membawa bahan –bahan terlarut dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
4.2.3    Bulk density
Bulk Density disebabkan oleh kandungan bahan organik yang lebih tinggi di lapisan atasnya dan memiliki pori-pori yang renggang. Tanah yang renggang pori-pori mempunyai bobot yang kecil persatuan volume dan tanah padat memiliki bobot tinggi persatuan volume. Berat isi ditentukan oleh padatan tanah dan porositas. Padatan tanah sangat berpengaruh, dimana tanah yang lebih padat mempunyai nilai bulk density yang lebih besar daripada tanah yang kurang padat. Hal ini sesuai dengan pendapat Pairunan (1985) yang menyatakan bahwa porositas berpengaruh dalam menentukan nilai bulk density tanah, apabila pori-pori tanah besar atau tinggi maka nilai bulk density kecil.
4.2.4    pH Tanah
pH tanah atau keasaman tanah menunjukan sifat suatu keasaman tanah yang dinyatakan dalam nilai pH. Nilai pH menunjukan banyaknya konsentrasi ion Hidrogen (H+)  yang ada didalam tanah. Didalam tanah selain ion H+ dan ion-ion lain terdapat juga ion Hidroksida (OH-), yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya ion H+. Pada tanah-tanah masam juga terkandung jumlah ion H+ lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah ion OH-, sedangkan pada tanah alkalis kandungan ion OH- lebih banyak daibandingkan ion H+. Jika ion H+ dan ion OH- sama banyak didalam tanah maka tanah bereaksi netral (Anonim, 2010).
4.2.5    Permeabilitas Tanah
Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air. Struktur dan tekstur serta unsur organik lainnya ikut ambil bagian dalam menaikkan laju permeabilitas tanah. Tanah dengan permeabilitas tinggi menaikkan laju infiltrasi dan dengan demikian, menurunkan laju air larian.
            Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya.



V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
            Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat ditarik sebuah kesimpulan, yaitu :
*      Ilmu tanah ialah suatu kajian terhadap tanah sebagai sumber daya alam. Dalam ilmu ini dipelajari berbagai aspek tentang tanah, seperti pembentukan, klasifikasi, pemetaan, berbagai karakteristik fisik, kimiawi, biologis, kesuburan tanah, dan pemanfaatan dan pengelolahan.
*      Pada pengamatan pH tanah komposit dengan kedalaman  0-15 cm, pada jarak 12,5 m adalah 7, dan pH untuk tanah komposit dengan kedalaman 15-30 cm, pada jarak 5 m adalah 6. (Tim 1, KHT A).Dan Pada  pH tanah ( Tim 2, KHT B ) pH untuk tanah komposit dengan kedalaman 0-15 cm, pada jarak 12,5 m adalah 7.pH untuk tanah komposit dengan kedalaman 15-30 cm, pada jarak 5 m adalah 6.
*      Pada perhitungan kadar air tanah hutan hasil yang diperoleh ialah -8,75 %. (Tim 1, KHT A), dan Pada perhitungan kadar air tanah hutan hasil yang diperoleh ialah 2,1337 % (Tim 2, KHT B).
*      Dari hasil perhitungan Bulk density tanah hutan hasil yang diperoleh ialah 0,9249 gram/cm3 (Tim 1, KHT A), dan Dari hasil perhitungan Bulk density tanah hutan hasil yang diperoleh ialah 0,9239 gram/cm3 (Tim 2, KHT B).
*      Dari hasil perhitungan permeabilitas tanah hutan, hasil yang diperoleh ialah 14,47 cm/jam (Tim 1, KHT A). dan Dari hasil perhitungan permeabilitas tanah hutan, hasil yang diperoleh ialah 0,50721 cm/jam (Tim 2, KHT B).
5.2 Saran
*    Saran kami pada praktek kali ini, sebaiknya waktu praktek di perpanjang sehingga hasil praktek akan lebih maksimal lagi.



LAMPIRAN

Penggalian untuk profil tanah Gambar 1.







DAFTAR PUSTAKA
Hardjowigeno,Sarwono.2000.”ilmu tanah”.PT.Medidiyatama sarana perkasa Jakarta.
Hardjowigwno,Sarwono.2003. ilmu tanah. Penerbit akademika pressindo
Sukartono,I.G.S..2001. penentuan praktikum ilmu tanah. Setudi
                        Agronomi.Fakultas Pertanian Universotas Nasional.Jakarta
Sukartono,Inkorena.G.S.2008. penentuanpratikum dasar-dasar ilmu tanah.Fakultas
                        Pertanian Universitas Nasional.Jakarta

Sarief Saifuddin.1998.”ilmu tanah”,pustaka buana, Jakarta.